Pupuk phonska adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang banyak digunakan petani di Indonesia. Pupuk ini mengandung unsur hara makro primer yang sangat dibutuhkan tanaman, yaitu fosfor (P), nitrogen (N), dan kalium (K).
Ketiga unsur hara tersebut sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, terutama pada fase vegetatif. Oleh karena itu, penggunaan pupuk phonska yang tepat akan sangat menentukan hasil panen.
Namun, banyak petani yang masih belum paham cara penggunaan pupuk phonska yang benar. Akibatnya, sering terjadi pemborosan atau ketidakseimbangan unsur hara yang justru merugikan tanaman.
Nah, pada artikel ini kita akan bahas secara lengkap cara penggunaan pupuk phonska yang tepat berdasarkan anjuran para ahli dan hasil penelitian.
Menentukan Dosis Pupuk Phonska
Langkah pertama dalam penggunaan pupuk phonska adalah menentukan dosis atau takaran yang tepat. Dosis pupuk phonska umumnya dinyatakan dalam satuan kg/ha atau kilogram per hektar.
Dosis pupuk yang dibutuhkan setiap jenis tanaman berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan unsur haranya. Secara umum, dosis rekomendasi pupuk phonska adalah:
- Padi sawah: 100-200 kg/ha
- Jagung: 200-300 kg/ha
- Kedelai: 100-150 kg/ha
- Kacang tanah: 100-200 kg/ha
- Kentang: 150-250 kg/ha
- Cabai dan tomat: 150-250 kg/ha
Selain jenis tanaman, dosis pupuk phonska juga harus disesuaikan dengan kondisi lahan. Misalnya pada lahan yang miskin hara, dosis pupuk perlu ditambah. Sebaliknya pada lahan subur, dosis bisa dikurangi agar tidak terjadi pemborosan.
Oleh karena itu sebelum memutuskan takaran pupuk, lakukan uji tanah terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan unsur hara yang tersedia. Dengan begitu Anda bisa menentukan dosis phonska yang paling ideal.
Cara Aplikasi Pupuk Phonska
Setelah menentukan dosis, langkah selanjutnya adalah mengaplikasikan atau memberikan pupuk phonska ke tanaman. Ada beberapa cara atau metode aplikasi yang bisa dilakukan:
1. Dicampur merata dengan tanah
Cara paling umum adalah dengan mencampur pupuk phonska secara merata ke seluruh bagian lahan tempat tanaman akan dibudidayakan.
Pencampuran dilakukan pada saat pengolahan tanah sebelum penanaman benih/bibit. Gunakan cangkul atau bajak untuk mengaduk tanah hingga pupuk tercampur rata.
Kelebihan cara ini adalah distribusi unsur hara ke akar tanaman menjadi lebih merata. Namun membutuhkan tenaga kerja lebih banyak.
2. Ditugal di Lubang Tanam
Cara kedua adalah dengan menugal atau memasukkan pupuk phonska ke dalam lubang tanam.
Pertama buat lubang tanam sesuai ukuran, kemudian masukkan pupuk secukupnya sesuai dosis rekomendasi ke dalam lubang tanam. Setelah itu tutupi dengan tanah tipis dan tanam benih/bibit di atasnya.
Cara ini lebih praktis dan hemat tenaga, namun distribusi hara kurang merata.
3. Disebar di Bawah Tajuk
Untuk tanaman yang sudah ditamam, pupuk phonska bisa disebarkan di bawah tajuk atau daerah perakaran tanaman.
Sebar pupuk mengelilingi batang tanaman pada jarak 10-20 cm dari batang. Kemudian benamkan pupuk ke tanah dan basahi dengan air agar larut dan mudah diserap akar.
Cara ini cocok untuk pemupukan susulan pada tanaman yang sudah tumbuh. Distribusi hara cukup merata namun memerlukan tenaga kerja lebih banyak.
Waktu dan Interval Pemupukan
Selain takaran dan cara aplikasi, hal lain yang harus diperhatikan adala waktu dan interval pemberian pupuk phonska.
Secara umum, pemupukan phonska dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Pemupukan Dasar
Dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah dan penanaman benih/bibit. Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman pada fase awal pertumbuhan.
2. Pemupukan Susulan I
Diberikan pada fase vegetatif atau pertumbuhan vegetatif tanaman (batang, daun, dan akar). Umumnya 40-60 hari setelah tanam.
3. Pemupukan Susulan II
Diberikan pada fase generatif saat tanaman berbunga dan berbuah. Umumnya 75-90 hari setelah tanam.
Dengan pemupukan bertahap, kebutuhan hara tanaman pada setiap fase pertumbuhan dapat terpenuhi. Sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal.
Interval waktu pemupukan bisa disesuaikan dengan kondisi cuaca dan jenis tanaman. Pada musim hujan, sebaiknya interval diperpanjang untuk menghindari pencucian hara.
Perhatian Penting dalam Pemupukan
Agar pupuk phonska dapat diserap tanaman secara maksimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Lakukan pemupukan pada pagi atau sore hari saat cuaca cerah. Hindari pemupukan di siang hari terik atau saat hujan deras.
- Segera lakukan penyiraman setelah pemupukan agar pupuk bisa larut dan meresap ke akar tanaman.
- Jangan memberikan pupuk melebihi dosis rekomendasi karena dapat membakar akar tanaman.
- Perhatikan gejala kekurangan unsur hara pada tanaman. Jika perlu, lakukan penyesuaian takaran pupuk phonska.
- Gunakan pupuk phonska bersertifikat untuk menjamin kualitas dan kandungan hara yang sesuai standar.
Dengan memperhatikan cara dan waktu pemupukan yang tepat, pupuk phonska dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih baik.
Kesimpulan
Demikian rangkuman lengkap mengenai cara penggunaan pupuk phonska beserta contoh dan penjelasannya.
Secara singkat, hal-hal kunci yang perlu diperhatikan adalah:
- Menentukan dosis berdasarkan jenis tanaman dan kondisi lahan
- Mencampur atau mengaplikasikan pupuk secara merata ke perakaran
- Melakukan pemupukan bertahap (dasar, susulan I dan II)
- Memperhatikan waktu dan interval pemupukan
- Menyiram tanaman setelah pemupukan.
Dengan mengikuti anjuran cara pemupukan phonska di atas, diharapkan tanaman Anda bisa tumbuh lebih subur dan berproduksi maksimal.
Jika masih ada pertanyaan, silakan baca artikel lengkap tentang [jenis-jenis pupuk anorganik] atau [cara pemupukan tanaman] di situs kami. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, terima kasih.